Senin, 23 Februari 2009

TIP'S AGAR PUKULAN BREAK KERAS

Kalau yang kita cari itu ‘Power Break’, berarti yang kita cari adalah menggunakan tenaga sebesar mungkin dan/atau berusaha agar transfer tenaga yang terjadi seefektif dan seefisien mungkin. Untuk itu kita perlu menganalisa kejadian apa saja yang terjadi pada saat break tersebut (dari sudut pandang ilmu alam/fisika). Tenang aja, fisikanya fisika dasar kok, fisika SMU:
1. Tangan sebagai sumber tenaga mengayun cue.
2. Cue tip menumbuk cue ball, mentransfer tenaga ayunan ke cue ball
3. Cue ball menempuh jarak ke object ball
4. Cue ball menumbuk object ball, mentransfer tenaga laju cue ball ke object ball
5. Object ball mentransfer tenaga ke bola2 lainnya dalam rack tersebut.
Lumayan banyak yang terjadi yah dalam break yang notabene gak lebih dari 20 detik tersebut? Daftar diatas belum termasuk kalau kita minum kopi dulu, angkat HP dulu, colek wasit dulu, dll (gak penting deh….) Tapi tentu saja semua aktifitas di atas adalah 1 rangkaian yang terjadi secara kronologis (gak mungkin nomor 4 terjadi sebelum nomor 1 dulu, kan?) Nah coba yuk dibahas satu-satu (untuk yang bt, boleh langsung close e-mailnya )
1. Tangan mengayun cue. Karena kita membicarakan benda bergerak, maka seharusnya kita mengacu pada energi kinetik (energi lainnya seperti energi listrik, energi gravitasi, dll gak relevan). Rumus dari energi kinetik adalah E=1/2 mv kuadrat (gak tau pencet tombol yang mana untuk kuadrat). Dari situ terlihat kita membutuhkan massa dan kecepatan. Massa dan kecepatan yang semakin besar membuahkan energi yang makin besar. Untuk memperbesar massa, selain massa dari cue yang sudah jelas, kadang2 ada player yang menggunakan dorongan badan juga untuk membantu. Sadar nggak sadar gunanya adalah untuk memperbesar massa. Sedangkan kecepatan adalah kecepatan laju cue tersebut pada saat menumbuk cue ball. Untuk menggunakan kecepatan yang besar pada saat itu maka ada 2 cara yang bisa dipakai, yaitu menggunakan percepatan yang besar atau menambah jarak tempuh cue sebelum menumbuk cue ball (dengan memegang cue di bagian belakang, dan mengayunkannya dari belakang sekali), atau kedua-duanya. Dari persamaan di atas kita bisa liat bahwa peningkatan nilai variabel kecepatan lebih berpengaruh pada besarnya energi, daripada peningkatan nilai variabel massa (karena kecepatan dikuadrat). Karena alasan ini, banyak player yang memilih break cue yang ringan dengan harapan dapat diayunkan dengan lebih cepat. Namun banyak juga yang menentang karena break cue yang ringan membuat lengan kita lebih tidak terarah dan mudah goyang, dengan kata lain kurang kontrol. Tentu saja, untuk mendapatkan energi terbesar adalah mengambil start jongkok sekitar 15-20 meter di belakang meja, lalu lari sekencang-kencangnya sambil mengayunkan break cue. Berapa orang yang mau coba?
2. Cue tip menumbuk cue ball. Pada momen ini, energi kinetik yang sudah terbentuk dari ayunan cue tersebut di transfer ke cue ball. Pada kejadian ‘transfer energi’ ini yang berperan adalah impuls. Impuls adalah besarnya energi yang ditransfer dibagi waktu persentuhan kedua objek tersebut. Hasilnya adalah energi netto yang berhasil ditransfer. Singkatnya untuk mendapatkan impuls yang besar, waktu kedua objek bersinggungan harus sesingkat mungkin. Disini peran Tip Break yang berbeda terlihat sekali. Tip yang lunak akan mengompres lebih lama dibanding tip yang keras. Hasilnya tip yang lunak akan bersentuhan dengan cue ball dalam waktu yang lebih lama dibanding tip yang keras. Perbedaannya cuma dalam hitungan milisecond, tapi cukup untuk membuat perbedaan. Karena waktu sentuhan itu berbanding terbalik dengan impuls, maka semakin kecil waktu persentuhannya, semakin besar impuls yang didapat. Dari sini bisa dilihat bahwa tip yang keras menghasilkan transfer tenaga yang lebih efisien daripada tip lunak. Tapi jangan lupa juga bahwa tip yang lunak akan lebih ‘nge-grip’ dibanding tip keras. Maksudnya tip keras punya kecenderungan untuk misscue lebih besar daripada tip lunak.
3. Cue ball menempuh jarak ke object ball. Dalam perjalanannya, yang mempengaruhi cue ball secara signifikan adalah gaya gesek antara cue ball dengan laken/cloth. Cue ball yang bergulir terbalik (ada draw dalam pukulannya) memiliki gaya gesek yang terbesar. Cue ball yang tidak bergulir tapi meluncur (seperti dalam stop ball) memiliki gaya gesek kedua terbesar. Cue ball yang bergulir (ada follow) memiliki gaya gesek ketiga terbesar. Tentu saja cue ball yang tidak/hanya sedikit bersentuhan dengan cloth adalah yang terkecil gaya geseknya. Dulu Mr. Franky pernah bilang kalau break yang baik itu sebenarnya cue ball melompat sedikit di atas cloth. Biasanya hasilnya cue ball akan terlihat melompat pada saat bertumbukan dengan object ball. Break yang seperti ini hampir selalu menghasilkan break yang bagus dalam arti rack pecah dengan keras. Tentu saja untuk menghasilkan break seperti ini adalah jauh dari mudah. Salah2 cue ball bener2 melompat ke wasit atau ke gelas minuman orang. Juga ada masalah di kontrol cue ball tersebut.
4.Cue ball menumbuk object ball. Perbedaan break ‘full ball’ dan ‘not full ball’ (sebenarnya mengacu pada titik persinggungan cue ball dan object ball, apakah di titik tengah objek ball dan sekitarnya, atau diluar area titik tengah objek ball) jelas terletak pada besarnya energi yang ditransfer. Pada kasus ‘full ball’, energi awal (initial force) yang ditransfer akan besar sekali, mungkin sekitar 80%, sisanya hilang dalam gaya gesek. Sedangkan break ‘not full ball’, sebagian energi akan dibelokkan ke arah lain, sehingga energi netto yang berhasil ditransfer hanya sebagian kecil, tergantung sejauh mana titik tumbukannya dari titik tengah object ball. Hasil dari break ‘not full ball’ biasanya cue ball bergerak tak terkendali dan kemungkinan scratch besar juga. Namun ada juga yang sengaja menggunakan break ini untuk mendapatkan pola bola yang bagus. Tentu saja untuk memastikan pola bola yang bagus dan bola putih tidak scratch dalam break ‘not full ball’ adalah pekerjaan sulit.
5. Object ball mentransfer energi ke bola2 lainnya dalam rack tersebut. Hal ini berhubungan dengan kerapatan rack tersebut. Kalau bola2 dalam rack tersebut rapat semua, energi yang ditransfer akan lebih efisien dan terdistribusi secara merata. Kalau ada yang rapat, ada yang renggang, biasanya pola bola yang pecah hasilnya akan jelek, karena sebagian mendapat transfer energi yang besar dan sebagian kecil. Bahkan besar kemungkinan bola ‘tidak pecah’ atau terdapat kumpulan2 bola (cluster) yang tidak bergerak.
Sehubungan dengan penempatan bola putih yang bagus setelah break, hampir seluruh player setuju bahwa bola putih yang bergerak sedikit dari tempat tumbukan antara bola putih dengan bola objek adalah yang terbaik. Untuk mendapatkan ini, Tim ‘The Monk’ memberikan tips: ‘lakukan pukulan bola tampar (stun shot). Hasilnya tidak sekeras break dengan sepenuh kekuatan, tetapi pola bola yang tersusun akan lebih bagus (jarang ada cluster), dengan bola putih tidak beranjak jauh dari tempat tumbukan, dan 70% kemungkinan minimal 1 bola objek masuk’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar